kali ini kerabat MY. saya coba untuk mengumpulkan beberapa fakta tentang LUAR BIASAnya, sungguh kerennya, sungguh pokoknya terbaiklah diantara terbaik NEGARA REPUBLIK INDONESIA yang selama ini banyak orang yang memandan negara kita tercinta ini sebelah mata.
pertanyaan MY kepada kalian semua (pembaca coretan ini)
@ banggakah kalian menjadi warga negara indonesia???
@banggakah kalian dilahirkan di INdonesia??
bila kalian bertanya pada MY tentang pertanyaan tersebut, maka dengan bangga saya menjawab pertanyaan tersebut SAYA SANGAT BANGGA.
beberapa hal yang membuat saya bangga, terkagum-kagum, dll seputar NKRI ini.
YANG PERTAMA
Berikut ini
10 daftar rekor yang dimiliki oleh Indonesia dibanding negara manapun di Dunia.
1. Republik
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504
pulau, termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak
berpenghuni.
2. Indonesia
memiliki 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu Pulau Kalimantan (pulau
terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Pulau Sumatera (473.606 km2)
dan Pulau Papua (421.981 km2)
3. Indonesia
adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan
panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.
4. Indonesia
merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih
dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku. Menggunakan
583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa
tersebut
5. Indonesia
adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh
dunia) juga produsen timah terbesar kedua.
6. Indonesia
memiliki Terumbu Karang (Coral Reef) terkaya di dunia (18% dari total dunia)
dan memiliki species ikan hiu terbanyak di dunia (150 species).
7. Indonesia
menempati peringkat pertama dalam produk pertanian, yaitu cengkeh (cloves)
& pala (nutmeg), serta peringkat kedua dalam karet alam (Natural Rubber)
dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).
8. Indonesia
adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar
dunia.
9. Indonesia
memiliki biodiversity Anggrek terbesar didunia yaitu sekitar 6 ribu jenis
anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum
Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk
Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.
10. Memiliki
hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat ntuk mencegah pengikisan
oleh air laut atau abrasi pantai
apakah cuma rekor yang diatas??? jawabnya ANDA BERDOSA BESAR KALAU CUMA REKOR ITU YANG ANDA PERCAYAI. masih banyak rekor-rekor kekayaan alam yang dimiliki negara surga ini.
apakah karena kemajuan IPTEK sehingga kekayaan itu diketahui??? salah besar anda bila meng-IYAKAN pertanyaan tersebut. Fakta SEJARAH Indonesia sudah dikenal dengan Kekayaan Alamnya
Masa lampau Indonesia sangat kaya raya. Ini dibuktikan
oleh informasi dari berbagai sumber kuno. Kali ini kami akan membahas kekayaan
tiap pulau yang ada di Indonesia. Pulau-pulau itu akan kami sebutkan menjadi
tujuh bagian besar yaitu Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda kecil, Kalimantan,
Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.
Sumatera - Pulau Emas
Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan
nama Sansekerta: Suwarnadwipa ("pulau emas") atau Suwarnabhumi
("tanah emas"). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India
sebelum Masehi. Sumatera juga dikenal sebagai pulau Andalas.
Pada masa Dinasti ke-18 Fir'aun di Mesir (sekitar
1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang
ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua - daerah Tapanuli) diperkirakan sudah
ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal
kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu
bahan pengawet mummy Fir'aun Mesir kuno.
Di samping Barus, di Sumatera terdapat juga kerajaan
kuno lainnya. Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas
untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan
purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di Sumatera
Barat. Di Sumatera Barat terdapat gunung Ophir. Gunung Ophir (dikenal juga
dengan nama G. Talamau) merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera
Barat, yang terdapat di daerah Pasaman. Kabarnya kawasan emas di Sumatera yang
terbesar terdapat di Kerajaan Minangkabau. Menurut sumber kuno, dalam kerajaan
itu terdapat pegunungan yang tinggi dan mengandung emas. Konon pusat Kerajaan
Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan
kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman,
Tikus, Barus, dan Pedir. Di Pulau Sumatera juga berdiri Kerajaan Srivijaya yang
kemudian berkembang menjadi Kerajaan besar pertama di Nusantara yang memiliki
pengaruh hingga ke Thailand dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.
Kini kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera
banyak ditambang. Banyak jenis mineral yang terdapat di Pulau Sumatera selain
emas. Sumatera memiliki berbagai bahan tambang, seperti batu bara, emas, dan
timah hitam. Bukan tidak mungkin sebenarnya bahan tambang seperti emas dan
lain-lain banyak yang belum ditemukan di Pulau Sumatera. Beberapa orang yakin
sebenarnya Pulau Sumatera banyak mengandung emas selain dari apa yang ditemukan
sekarang. Jika itu benar maka Pulau Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas
kembali.
Jawa - Pulau Padi
Dahulu Pulau Jawa dikenal dengan nama JawaDwipa.
JawaDwipa berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "Pulau Padi" dan
disebut dalam epik Hindu Ramayana. Epik itu mengatakan "Jawadwipa, dihiasi
tujuh kerajaan, Pulau Emas dan perak, kaya dengan tambang emas", sebagai
salah satu bagian paling jauh di bumi. Ahli geografi Yunani, Ptolomeus juga
menulis tentang adanya "negeri Emas" dan "negeri Perak" dan
pulau-pulau, antara lain pulau ""Iabadiu" yang berarti
"Pulau Padi".
Ptolomeus menyebutkan di ujung barat Iabadiou
(Jawadwipa) terletak Argyre (kotaperak). Kota Perak itu kemungkinan besar
adalah kerajaan Sunda kuno, Salakanagara yang terletak di barat Pulau Jawa.
Salakanagara dalam sejarah Sunda (Wangsakerta) disebut juga Rajatapura. Salaka
diartikan perak sedangkan nagara sama dengan kota, sehingga Salakanagara banyak
ditafsirkan sebagai Kota perak.
Di Pulau Jawa ini juga berdiri kerajaan besar
Majapahit. Majapahit tercatat sebagai kerajaan terbesar di Nusantara yang
berhasil menyatukan kepulauan Nusantara meliputi Sumatra, semenanjung Malaya,
Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian
kepulauan Filipina. Dalam catatan Wang Ta-yuan, komoditas ekspor Jawa pada saat
itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Mata uangnya dibuat dari
campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan
kunjungan biarawan Roma tahun 1321, Odorico da Pordenone, menyebutkan bahwa
istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.
Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah
Pulau Jawa. Hal ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung
berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung
inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan kandungan nutrisi
yang di perlukan oleh tanaman.
Raffles pengarang buku The History of Java merasa
takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun.
"Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan," demikian tulisnya,
"bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi
kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini."
Kini pulau Jawa memasok 53 persen dari kebutuhan
pangan Indonesia. Pertanian padi banyak terdapat di Pulau Jawa karena memiliki
kesuburan yang luar biasa. Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung beras
Indonesia. Jawa juga terkenal dengan kopinya yang disebut kopi Jawa. Curah
hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa sangat pas untuk budidaya kopi. Jauh
lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun Afrika.
Hasil pertanian pangan lainnya berupa sayur-sayuran
dan buah-buahan juga benyak terdapat di Jawa, misalnya kacang tanah, kacang
hijau, daun bawang, bawang merah, kentang, kubis, lobak, petsai, kacang
panjang, wortel, buncis, bayam, ketimun, cabe, terong, labu siam, kacang merah,
tomat, alpokat, jeruk, durian, duku, jambu biji, jambu air, jambu bol, nenas,
mangga, pepaya, pisang, sawo, salak,apel, anggur serta rambutan. Bahkan di Jawa
kini dicoba untuk ditanam gandum dan pohon kurma. Bukan tidak mungkin jika
lahan di Pulau Jawa dipakai dan diolah secara maksimal untuk pertanian maka
Pulau Jawa bisa sangat kaya hanya dari hasil pertanian.
Kepulauan Sunda kecil (Bali, NTB dan NTT) - Kepulauan
Wisata
Ptolemaeus menyebutkan, ada tiga buah pulau yang
dinamai Sunda yang terletak di sebelah timur India. Berdasarkan informasi itu
kemudian ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah
dan beberapa pulau di timur India. Sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di
dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan
Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan
pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan
Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan
Timor.
Daerah Kepulauan Sunda kecil ini dikenal sebagai
daerah wisata karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Sejak dulu telah ada
yang berwisata ke daerah ini. Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari
Jawa ke Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa misi-misi
keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri Sakti di
Bali datang sekitar abad 11. Pada tahun 1920 wisatawan dari Eropa mulai datang
ke Bali. Bali di Eropa dikenal juga sebagai the Island of God.
Di Tempat lain di Kepulauan Sunda Kecil tepatnya di
daerah Nusa Tenggara Barat dikenal dari hasil ternaknya berupa kuda, sapi, dan
kerbau. Kuda Nusa tenggara sudah dikenal dunia sejak ratusan tahun silam. Abad
13 M Nusa Tenggara Barat telah mengirim kuda-kuda ke Pulau Jawa. Nusa Tenggara
Barat juga dikenal sebagai tempat pariwisata raja-raja. Raja-raja dari kerajaan
Bali membangun Taman Narmada pada tahun 1727 M di daerah Pulau Lombok untuk
melepas kepenatan sesaat dari rutinitas di kerajaan.
Daerah Sunda Kecil yang tidak kalah kayanya adalah
Nusa Tenggara Timur, karena di daerah ini terdapat kayu cendana yang sangat
berharga. Cendana adalah tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di Propinsi Nusa
Tenggara Timur. Cendana dari Nusa Tenggara Timur telah diperdagangkan sejak
awal abad masehi. Sejak awal abad masehi, banyak pedagang dari wilayah
Indonesia bagian barat dan Cina berlayar ke berbagai wilayah penghasil cendana
di Nusa Tenggara Timur terutama Pulau Sumba dan Pulau Timor. Konon Nabi
Sulaiman memakai cendana untuk membuat tiang-tiang dalam bait Sulaiman, dan
untuk alat musik. Nabi Sulaiman mengimpor kayu ini dari tempat-tempat yang jauh
yang kemungkinan cendana tersebut berasal dari Nusa Tenggara Timur.
Kini Kepulauan Sunda kecil ini merupakan tempat
pariwisata yang terkenal di dunia. Bali merupakan pulau terindah di dunia.
Lombok juga merupakan salah satu tempat terindah di dunia. Sementara itu di
Nusa tenggara Timur terdapat Pulau yang dihuni binatang purba satu-satunya di
dunia yang masih hidup yaitu komodo. Kepulauan Sunda kecil merupakan tempat
yang misterius dan sangat menawan. Kepulauan ini bisa mendapat banyak kekayaan
para pelancong dari seluruh dunia jika dikelola secara maksimal.
Kalimantan - Pulau Lumbung energi
Dahulu nama pulau terbesar ketiga di dunia ini adalah
Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa Laut. Kalimantan dalam berita-berita China
(T'ai p'ing huan yu chi) disebut dengan istilah Chin li p'i shih. Nusa
Kencana" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno.
Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P'ulo Chung). Borneo adalah nama
yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda.
Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini
mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet
melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat
Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara-muara sungai
untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan
intan di Pulau ini.
Di Kalimantan berdiri kerajaan Kutai. Kutai
Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara. Nama Kutai
sudah disebut-sebut sejak abad ke 4 (empat) pada berita-berita India secara
tegas menyebutkan Kutai dengan nama "Quetaire" begitu pula dengan
berita Cina pada abat ke 9 (sembilan) menyebut Kutai dengan sebutan "Kho
They" yang berarti kerajaan besar. Dan pada abad 13 (tiga belas) dalam
kesusastraan kuno Kitab Negara Kertagama yang disusun oleh Empu Prapanca
ditulis dengan istilah "Tunjung Kute". Peradaban Kutai masa lalu
inilah yang menjadi tonggak awal zaman sejarah di Indonesia.
Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung
sumberdaya alam di Indonesia memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan
sebagai sumber energi, diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan geothermal.
Hutan Kalimantan mengandung gambut yang dapat digunakan sebagai sumber energi
baik untuk pembangkit listrik maupun pemanas sebagai pengganti batu bara. Yang
luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa
dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga
memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau
terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit.
Pulau Kalimantan memang sangat kaya.
Sulawesi - Pulau besi
Orang Arab menyebut Sulawesi dengan nama Sholibis.
Orang Belanda menyebut pulau ini dengan nama Celebes. Pulau ini telah dihuni
oleh manusia sejak 30.000 tahun yang lalu terbukti dengan adanya peninggalan
purba di Pulau ini. Contohnya lokasi prasejarah zaman batu Lembah Besoa.
Nama Sulawesi konon berasal dari kata 'Sula' yang
berarti pulau dan 'besi'. Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil bessi
(besi), sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung
besi dan nikkel. Di sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang merupakan salah
satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan penghasil besi. Bessi
Luwu atau senjata Luwu (keris atau kawali) sangat terkenal akan keampuhannya,
bukan saja di Sulawesi tetapi juga di luar Sulawesi. Dalam sejarah Majapahit,
wilayah Luwu merupakan pembayar upeti kerajaan, selain dikenal sebagai pemasok
utama besi ke Majapahit, Maluku dan lain-lain. Menurut catatan yang ada, sejak
abad XIV Luwu telah dikenal sebagai tempat peleburan besi.
Di Pulau Sulawesi ini juga pernah berdiri Kerajaan
Gowa Tallo yang pernah berada dipuncak kejayaan yang terpancar dari Sombaopu,
ibukota Kerajaan Gowa ke timur sampai ke selat Dobo, ke utara sampai ke Sulu,
ke barat sampai ke Kutai dan ke selatan melalui Sunda Kecil, diluar pulau Bali
sampai ke Marege (bagian utara Australia). Ini menunjukkan kekuasaan yang luas
meliputi lebih dari 2/3 wilayah Nusantara.
Selama zaman yang makmur akan perdagangan
rempah-rempah pada abad 15 sampai 19, Sulawesi sebagai gerbang kepulauan
Maluku, pulau yang kaya akan rempah-rempah. Kerajaan besar seperti Makasar dan
Bone seperti yang disebutkan dalam sejarah Indonesia timur, telah memainkan
peranan penting. Pada abad ke 14 Masehi, orang Sulawesi sudah bisa membuat
perahu yang menjelajahi dunia. Perahu pinisi yang dibuat masyarakat Bugis pada
waktu itu sudah bisa berlayar sampai ke Madagaskar di Afrika, suatu perjalanan
mengarungi samudera yang memerlukan tekad yang besar dan keberanian luar biasa.
Ini membuktikan bahwa suku Bugis memiliki kemampuan membuat perahu yang
mengagumkan, dan memiliki semangat bahari yang tinggi. Pada saat yang sama Vasco
da Gama baru memulai penjelajahan pertamanya pada tahun 1497 dalam upaya
mencari rempah-rempah, dan menemukan benua-benua baru di timur, yang sebelumnya
dirintis Marco Polo.
Sampai saat ini Sulawesi sangat kaya akan bahan
tambang meliputi besi, tembaga, emas, perak, nikel, titanium, mangan semen,
pasir besi/hitam, belerang, kaolin dan bahan galian C seperti pasir, batu,
krikil dan trass. Jika saja dikelola dengan baik demi kemakmuran rakyat maka
menjadi kayalah seluruh orang Sulawesi.
Maluku - Kepulauan rempah-rempah
Maluku memiliki nama asli "Jazirah al-Mulk"
yang artinya kumpulan/semenanjung kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan
kecil. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman
sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah. Orang Belanda menyebutnya
sebagai 'the three golden from the east' (tiga emas dari timur) yakni Ternate,
Banda dan Ambon. Sebelum kedatangan Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome
Pirez menulis buku 'Summa Oriental' yang telah melukiskan tentang Ternate,
Ambon dan Banda sebagai 'the spices island'.
Pada masa lalu wilayah Maluku dikenal sebagai
penghasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. Cengkeh adalah rempah-rempah
purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Pohonnya
sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang
dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands.
Pada 4000 tahun lalu di kerajaan Mesir, Fir'aun
dinasti ke-12, Sesoteris III. Lewat data arkeolog mengenai transaksi Mesir
dalam mengimpor dupa, kayu eboni, kemenyan, gading, dari daratan misterius
tempat "Punt" berasal. Meski dukungan arkeologis sangat kurang,
negeri "Punt" dapat diidentifikasi setelah Giorgio Buccellati
menemukan wadah yang berisi benda seperti cengkih di Efrat tengah. Pada masa
1.700 SM itu, cengkih hanya terdapat di kepulauan Maluku, Indonesia. Pada abad
pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang
paling popular dan mahal di Eropa, melebihi harga emas.
Selain cengkeh, rempah-rempah asal Maluku adalah buah
Pala. Buah Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang
berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai
rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang
penting pada masa Romawi. Melihat mahalnya harga rempah-rempah waktu itu banyak
orang Eropa kemudian mencari Kepulauan rempah-rempah ini. Sesungguhnya yang
dicari Christoper Columbus ke arah barat adalah jalan menuju Kepulauan Maluku,
'The Island of Spices' (Pulau Rempah-rempah), meskipun pada akhirnya Ia justru
menemukan benua baru bernama Amerika. Rempah-rempah adalah salah satu alasan
mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku.
Kini sebenarnya Maluku bisa kembali berjaya dengan
hasil pertaniannya jika terus dikembangkan dengan baik. Maluku bisa kaya raya
dengan hasil bumi dan lautnya.
Papua - Pulau surga
Papua adalah pulau terbesar kedua di dunia. Pada
sekitar Tahun 200 M , ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya dengan nama
LABADIOS. Pada akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua
memberi nama TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut
nama Papua dengan menggunakan nama JANGGI. Tidore memberi nama untuk pulau ini
dan penduduknya sebagai PAPA-UA yang sudah berubah dalam sebutan menjadi PAPUA.
Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama NUEVA GUINEE dan ada pelaut
lain yang memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya Pulau Emas. Robin Osborne
dalam bukunya, Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in Irian Jaya
(1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga yang
hilang.
Tidak diketahui apakah pada peradaban kuno sebelum
masehi di Papua telah terdapat kerajaan. Bisa jadi zaman dahulu telah terdapat peradaban
maju di Papua. Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun
1963 di Pretoria (Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah
pemukiman terisolir di tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora)
di Bagian Barat New Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju. Para
pedagang yang dengan susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini
menceritakan kengeriannya pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang
dari beberapa bulan yang ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu
tersebut tampak secara aneh bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus
menyala sepanjang malam setiap hari. Kita tidak tahu akan kebenaran kisah ini
tapi jika benar itu merupakan hal yang luar biasa dan harus terus diselidiki.
Papua telah dikenal akan kekayaan alamnya sejak dulu.
Pada abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, mengirimkan
persembahan kepada kerajaan China. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa
ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang
merupakan hewan asli dari Papua. Dengan armadanya yang kuat Sriwijaya
mengunjungi Maluku dan Papua untuk memperdagangkan rempah – rempah, wangi –
wangian, mutiara dan bulu burung Cenderawasih. Pada zaman Kerajaan Majapahit
sejumlah daerah di Papua sudah termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Pada
abad XVI Pantai Utara sampai Barat daerah Kepala Burung sampai Namatota (
Kab.Fak-fak ) disebelah Selatan, serta pulau – pulau disekitarnya menjadi
daerah kekuasaan Sultan Tidore.
Tanah Papua sangat kaya. Tembaga dan Emas merupakan
sumber daya alam yang sangat berlimpah yang terdapat di Papua. Papua terkenal
dengan produksi emasnya yang terbesar di dunia dan berbagai tambang dan
kekayaan alam yang begitu berlimpah. Papua juga disebut-sebut sebagai surga
kecil yang jatuh ke bumi. Papua merupakan surga keanekaragaman hayati yang
tersisa di bumi saat ini. Pada tahun 2006 diberitakan suatu tim survei yang
terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan
di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka
menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan "dunia yang
hilang",dan "Taman Firdaus di bumi", dengan menyaksikan puluhan
jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam
sejarah. Jika dikelola dengan baik, orang Papua pun bisa lebih makmur dengan
kekayan alam yang melimpah tersebut.
itulah fakta bila kekayaan Indonesia diketahui sejak dahulu kala. apaka cuma itu??? tidak. itu hanya sebagian kecil gambaran kekayaan alam indonesia. BAGAIMANA DENGAN SUMBER DAYA MANUSIA???
waow ketika saya membaca mengenai beberapa ahli ternyata orang Indonesia, saya menganga.,,. hahaha,..,, tapi fakta memang iyaa. berikut beberapa sebagian kecil ahli yang berasal dari indonesia
1. March Boedihardjo
Bocah Indonesia, March Boedihardjo, mencatatkan diri sebagai mahasiswa
termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU). March akan memiliki gelar
sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika.
Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun(dari 2007). Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua darinya. ”Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika,’’ kisahnya. March memang menempuh pendidikan menengah di Inggris.
Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut.
Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun(dari 2007). Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua darinya. ”Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika,’’ kisahnya. March memang menempuh pendidikan menengah di Inggris.
Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut.
2. Prof. Nelson Tansu
Pria kelahiran 20 Oktober 1977 ini adalah seorang jenius. Ia adalah pakar
teknologi nano. Fokusnya adalah bidang eksperimen mengenai semikonduktor
berstruktur nano. Teknologi nano adalah kunci bagi perkembangan sains dan
rekayasa masa depan. Inovasi-inovasi teknologi Amerika, yang mempengaruhi
kehidupan sehari-hari seluruh orang di dunia, bertopang pada anak anak muda
brilian semacam Nelson. Nelson, misalnya, mampu memberdayakan sinar laser
dengan listrik superhemat.
Sementara sinar laser biasanya perlu listrik 100 watt, di tangannya cuma perlu 1,5 watt.Penemuan-penemuannya bisa membuat lebih murah banyak hal. Tak mengherankan bila pada Mei lalu, di usia yang belum 32 tahun, Nelson diangkat sebagai profesor di Universitas Lehigh. Itu setelah ia memecahkan rekor menjadi asisten profesor termuda sepanjang sejarah pantai timur di Amerika. Ia menjadi asisten profesor pada usia 25 tahun, sementara sebelumnya, Linus Pauling, penerima Nobel Kimia pada 1954, menjadi asisten profesor pada usia 26 tahun. Mudah bagi anak muda semacam Nelson ini bila ingin menjadi warga negara Amerika.Amerika pasti menyambutnya dengan tangan terbuka. “Apakah tragedi orang tuanya membikin Nelson benci terhadap Indonesia dan membuatnya ingin beralih kewarganegaraan?” “Tidak.
Hati Saya tetap melekat dengan Indonesia,” katanya kepada Tempo. Nelson bercerita, sampai kini ia getol merekrut mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan riset S-2 dan S-3 di Lehigh. Ia masih memiliki ambisi untuk balik ke Indonesia dan menjadikan universitas di Indonesia sebagai universitas papan atas di Asia.
Sementara sinar laser biasanya perlu listrik 100 watt, di tangannya cuma perlu 1,5 watt.Penemuan-penemuannya bisa membuat lebih murah banyak hal. Tak mengherankan bila pada Mei lalu, di usia yang belum 32 tahun, Nelson diangkat sebagai profesor di Universitas Lehigh. Itu setelah ia memecahkan rekor menjadi asisten profesor termuda sepanjang sejarah pantai timur di Amerika. Ia menjadi asisten profesor pada usia 25 tahun, sementara sebelumnya, Linus Pauling, penerima Nobel Kimia pada 1954, menjadi asisten profesor pada usia 26 tahun. Mudah bagi anak muda semacam Nelson ini bila ingin menjadi warga negara Amerika.Amerika pasti menyambutnya dengan tangan terbuka. “Apakah tragedi orang tuanya membikin Nelson benci terhadap Indonesia dan membuatnya ingin beralih kewarganegaraan?” “Tidak.
Hati Saya tetap melekat dengan Indonesia,” katanya kepada Tempo. Nelson bercerita, sampai kini ia getol merekrut mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan riset S-2 dan S-3 di Lehigh. Ia masih memiliki ambisi untuk balik ke Indonesia dan menjadikan universitas di Indonesia sebagai universitas papan atas di Asia.
3. Muhammad Arief Budiman
Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat. Di sebuah ruang kerja di kompleks
Orion Genomic, salah satu perusahaan riset bioteknologi terkemuka di negeri
itu, seorang lelaki Jawa berwajah “dagadu”—sebab senyum tak pernah lepas dari
bibirnya—kerap terlihat sedang salat. anak pekerja pabrik tekstil GKBI itu
sekarang menjadi motor riset utama di Orion. Jabatannya: Kepala Library
Technologies Group. Menurut BusinessWeek, ia merupakan satu dari enam
eksekutif kunci perusahaan genetika itu.Genetika adalah cabang ilmu biologi
yang mempelajari gen, pembawa sifat pada makhluk hidup. Peran ilmu ini bakal
makin sentral di masa depan: dalam peperangan melawan penyakit, rehabilitasi
lingkungan, hingga menjawab kebutu*an pangan dunia.
Arief tak hanya terpandang di perusahaannya. Namanya juga moncer di antara sejawatnya di negara yang menjadi pusat pengembangan ilmu tersebut: menjadi anggota American Society for Plant Biologists dan—ini lebih bergengsi baginya karena ia ahli genetika tanaman—American Association for Cancer Research.Asosiasi peneliti kanker bukan perkumpulan ilmuwan biasa. Dokter bertitel PhD pun belum tentu bisa “membeli” kartu anggota asosiasi ini. Agar seseorang bisa menjadi anggota asosiasi ini, ia harus aktif meneliti penyakit kanker pada manusia. Ia juga harus membawa surat rekomendasi dari profesor yang lebih dulu aktif dalam riset itu serta tahu persis riset dan kontribusi orang itu di bidang kanker. Arief mendapatkan kartu itu karena, “Meskipun latar belakang saya adalah peneliti genome tanaman, saya banyak melakukan riset genetika mengenai kanker manusia,” ujarnya.
Arief tak hanya terpandang di perusahaannya. Namanya juga moncer di antara sejawatnya di negara yang menjadi pusat pengembangan ilmu tersebut: menjadi anggota American Society for Plant Biologists dan—ini lebih bergengsi baginya karena ia ahli genetika tanaman—American Association for Cancer Research.Asosiasi peneliti kanker bukan perkumpulan ilmuwan biasa. Dokter bertitel PhD pun belum tentu bisa “membeli” kartu anggota asosiasi ini. Agar seseorang bisa menjadi anggota asosiasi ini, ia harus aktif meneliti penyakit kanker pada manusia. Ia juga harus membawa surat rekomendasi dari profesor yang lebih dulu aktif dalam riset itu serta tahu persis riset dan kontribusi orang itu di bidang kanker. Arief mendapatkan kartu itu karena, “Meskipun latar belakang saya adalah peneliti genome tanaman, saya banyak melakukan riset genetika mengenai kanker manusia,” ujarnya.
4. Prof Dr. Khoirul Anwar
Dia kini menjadi ilmuwan top di Jepang. Wong ndeso asal Dusun Jabon, Desa
Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu memegang dua
paten penting di bidang telekomunikasi. Dunia mengaguminya. Para ilmuwan
dunia berkhidmat ketika pada paten pertamanya Khoirul, bersama koleganya,
merombak pakem soal efisiensi alat komunikasi seperti telepon seluler.
Prof Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang Warga Negara Indonesia yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang.Dunia memujinya. Khoirul juga mendapat penghargaan bidang Kontribusi Keilmuan Luar Negeri oleh Konsulat Jenderal RI Osaka pada 2007. Pada paten kedua, lagi-lagi Khoirul menawarkan sesuatu yang tak lazim. Untuk mencapai kecepatan yang lebih tinggi, dia menghilangkan sama sekali guard interval (GI). “Itu mustahil dilakukan,” begitu kata teman-teman penelitinya. Tanpa interval atau jarak, frekuensi akan bertabrakan tak keruan. Persis seperti di kelas saat semua orang bicara kencang secara bersamaan.Dua penelitian istimewa itu mungkin tak lahir bila dulu Khoirul kecil tak terobsesi pada bangkai burung, balsam yang menusuk hidung, serta mumi Firaun. Bocah kecil itu begitu terinspirasi oleh kisah Firaun, yang badannya tetap utuh sampai sekarang. Dia pun ingin meniru melakukan teknologi “balsam” terhadap seekor burung kesayangannya yang telah mati. “Saya menggunakan balsam gosok yang ada di rumah,” kata anak kedua dari pasangan Sudjianto (almarhum) dengan Siti Patmi itu. Khoirul berharap, dengan percobaannya itu, badan burung tersebut bisa awet dan mengeras. Dengan semangat, ia pun melumuri seluruh tubuh burung tersebut dengan balsam gosok.
Sayangnya, hari demi hari berjalan, kata anak petani ini, “Teknologi balsam itu tidak pernah berhasil.” Penelitian yang gagal total itu rupanya meletikkan gairah meneliti yang luar biasa pada Khoirul. Itulah yang mengantarkan alumnus Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung tersebut kini menjadi asisten profesor di JAIST, Jepang.
Prof Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang Warga Negara Indonesia yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang.Dunia memujinya. Khoirul juga mendapat penghargaan bidang Kontribusi Keilmuan Luar Negeri oleh Konsulat Jenderal RI Osaka pada 2007. Pada paten kedua, lagi-lagi Khoirul menawarkan sesuatu yang tak lazim. Untuk mencapai kecepatan yang lebih tinggi, dia menghilangkan sama sekali guard interval (GI). “Itu mustahil dilakukan,” begitu kata teman-teman penelitinya. Tanpa interval atau jarak, frekuensi akan bertabrakan tak keruan. Persis seperti di kelas saat semua orang bicara kencang secara bersamaan.Dua penelitian istimewa itu mungkin tak lahir bila dulu Khoirul kecil tak terobsesi pada bangkai burung, balsam yang menusuk hidung, serta mumi Firaun. Bocah kecil itu begitu terinspirasi oleh kisah Firaun, yang badannya tetap utuh sampai sekarang. Dia pun ingin meniru melakukan teknologi “balsam” terhadap seekor burung kesayangannya yang telah mati. “Saya menggunakan balsam gosok yang ada di rumah,” kata anak kedua dari pasangan Sudjianto (almarhum) dengan Siti Patmi itu. Khoirul berharap, dengan percobaannya itu, badan burung tersebut bisa awet dan mengeras. Dengan semangat, ia pun melumuri seluruh tubuh burung tersebut dengan balsam gosok.
Sayangnya, hari demi hari berjalan, kata anak petani ini, “Teknologi balsam itu tidak pernah berhasil.” Penelitian yang gagal total itu rupanya meletikkan gairah meneliti yang luar biasa pada Khoirul. Itulah yang mengantarkan alumnus Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung tersebut kini menjadi asisten profesor di JAIST, Jepang.
5. Dr Warsito P. Taruno
Dr Warsito P. Taruno, pendiri dan pemilik Edwar Technology. Belasan tahun belajar di luar negeri. Tanpa bantuan pemerintah, penelitian mereka berhasil di Tanah Air. Robot itu bernama Sona CT x001. robot yang dibekali dua lengan itu sedang memindai tabung gas sepanjang 2 meter. Di bagian atas robot, layar laptop menampilkan grafik hasil pemindaian. Selasa dua pekan lalu itu, Sona—buatan Ctech Labs (Center for Tomography Research Laboratory) Edwar Technology—sedang diuji coba. Alat ini sudah dipesan PT Citra Nusa Gemilang, pemasok tabung gas bagi bus Transjakarta.
Perusahaan migas Petronas, kata Warsito, tertarik kepada alat buatannya. Kini mereka masih dalam tahap negosiasi harga dengan perusahaan raksasa milik pemerintah Malaysia tersebut. Selain Sona, Edwar Technology mendapat pesanan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Nilai pesanan lumayan besar, US$ 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar. Bahkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun memakai teknologi pemindai atau Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) temuan Warsito.
ECVT adalah satu-satunya teknologi yang mampu melakukan pemindaian dari dalam dinding ke luar dinding seperti pada pesawat ulang-alik. Teknologi ECVT bermula dari tugas akhir Warsito ketika menjadi mahasiswa S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, Jepang, tahun 1991. Ketika itu pria kelahiran Solo pada 1967 ini ingin membuat teknologi yang mampu “melihat” tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja atau obyek yang opaque (tak tembus cahaya). (berbagai sumber).
Dr Warsito P. Taruno, pendiri dan pemilik Edwar Technology. Belasan tahun belajar di luar negeri. Tanpa bantuan pemerintah, penelitian mereka berhasil di Tanah Air. Robot itu bernama Sona CT x001. robot yang dibekali dua lengan itu sedang memindai tabung gas sepanjang 2 meter. Di bagian atas robot, layar laptop menampilkan grafik hasil pemindaian. Selasa dua pekan lalu itu, Sona—buatan Ctech Labs (Center for Tomography Research Laboratory) Edwar Technology—sedang diuji coba. Alat ini sudah dipesan PT Citra Nusa Gemilang, pemasok tabung gas bagi bus Transjakarta.
Perusahaan migas Petronas, kata Warsito, tertarik kepada alat buatannya. Kini mereka masih dalam tahap negosiasi harga dengan perusahaan raksasa milik pemerintah Malaysia tersebut. Selain Sona, Edwar Technology mendapat pesanan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Nilai pesanan lumayan besar, US$ 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar. Bahkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun memakai teknologi pemindai atau Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) temuan Warsito.
ECVT adalah satu-satunya teknologi yang mampu melakukan pemindaian dari dalam dinding ke luar dinding seperti pada pesawat ulang-alik. Teknologi ECVT bermula dari tugas akhir Warsito ketika menjadi mahasiswa S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, Jepang, tahun 1991. Ketika itu pria kelahiran Solo pada 1967 ini ingin membuat teknologi yang mampu “melihat” tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja atau obyek yang opaque (tak tembus cahaya). (berbagai sumber).