Coretanku

(14/06/12). selamat pagi semua kerabat MY.,., yg belum menjadi kerabat MY jangan bersedih karena hari ini bukan hari sedih sedunia... dan kalo kalian semua menangis,, saya harap, silahkan menangis dengan keras tapi ingat jangan ada suara dan air mata..,.,,. hari ini saya mau menceritakan bagai mana indonesia membuat saya bingung..,., di indonesia ini banyak sekali hal-hal yang membuat saya bingung.,,. semuanya ssama,.., gak normal.,., 2 hari yang lalu (12/06/12), waktu saya ke mall MTC (kayak pasar banyak nawarin "singgah mas, cari apa mas?"), dan sayangnya mereka salah alamat karena saya bukan MAS,..,waktu saya ke TKP sementara dalam perjalanan.,,. saya lihat iklan yang lebar, besar, gendut, dll yang terpajang di pinggir jalan, .,,. yang membuat saya bingung apa??? ternyata iklan itu mempromosikan sebuah produk (bukan aksesoris motor) tentang bagaimana minyak dari muka itu ditarik oleh magnet (besi berani)..,,. emangnya bisa apa sebuah magnet menarik minyak???,.,. anehhh.,.,, ada juga yang lucu di MTC, karena sahabat saya bermerek jabal itu mau beli HP, kami ke counter HP,.. disana apa?? lagi-lagi saya lihat tulisan aneh, tulisannya kayak gini "JUAL BELI HP SEKEN". saya menangis ketika baca itu dan faktanya tidak nangis juga., beberapa saat kemuadian sahabat saya itu saya antar pulang, lagi-lagi saya menemukan hal-hal seperti di MTC,, kali ini biang keroknya warung makan,,.., disitu tertulis "tersedia nasi komplik",.., waooww saya pikir itu bahaya, bisa gak yahh kita makan diwarung tersebut???.,.,,.dan banyak sekali hal-hal yang aneh dan membingungkan,.,.,..,saat main twitter semua pengguna kayak kompak,,,, masang twitt yang galau dan kawan-kawan,, upss facebook juga tidak ketinggalan masangin status galau dll. ada lagi kerabat MY, hampir semua remaja di indonesia ini mengenal dan mengalami yang namanya pacaran,,,,,, kejadian menurut saya lucu ketika pacaran kayak gini.,
suatu hari cewek dan cowok jalan bareng dengan mesra dan terjadi peristiwa kecil
cewek : (sementara jalan, tiba-tiba tidak sengaja nendang batu).,,. "aduuhhgg.,.,.,
cowok : "kenapa sayang?"
cewek : "ini sayang saya gak sengaja nendang batu"  :-(
cowok : "astaga sayang, kamu gak papah kan sayang?"
cewek ; ";( ;( "
cowok : (dengan cepat membalut luka pacarnya)
..,.,.,..,
dan ketika seudah menikah trjadi kejadian yang sama. terjadi kejadian kayak sementara pacaran...
suatu hari cewek dan cowok jalan bareng dengan mesra dan terjadi peristiwa kecil
cewek : (sementara jalan, tiba-tiba tidak sengaja nendang batu).,,. "aduuhhgg.,.,.,
cowok : "kenapa?"
cewek : "ini saya gak sengaja nendang batu"  :-(
cowok : "makanya kalo jalan pake mata"
cewek ; ";( ;( "
cowok : (dengan cepat dia pergi).,,.,.
.,., dan masih banyak fakta-fakata tenga pacaran ini.

!@#$%^&*^$#@#$%^&*&^%$#@%^
  


MENGEJAR IMPIAN DI NEGERI BADIK
(BY MUH. YUNUS)
Di sebuah desa kecil yang jauh dari kota, desa itu sebut saja desa Wanua dan kota itu "Bone” yang dikenal dengan kota Bumi Beradat. Di desa itulah Aku lahir dari seorang ibu yang menjadi malaikatku sekaligus pelita dalam hidupku. Ibuku adalah wanita yang pendidikannya hanya mampu menamatkan pendidikannya di sekolah dasar. Ayahku pun begitu. Keluargaku adalah keluarga yang tergolong keluarga yang tidak mampu bahkan kebutuhan sehari-haripun, ayahku harus berjuang mati-matian untuk mencari nafkah untuk ibu, aku dan dua kakakku. Sebut saja aku Ambo’ Upe’
            Kakakku yang pertama adalah seorang laki-laki yang putus sekolah karena kenakalannya, sedangkan kakakku yang perempuan putus sekolah ketia ia menginjakkan kakinya dikelas tiga Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP sekarang)  karena ia dipersunting oleh seorang pria yang merupakan satu daerah dengan keluargaku.
            Aku selalu hidup bersama orang tua hingga mulai masuk sekolah dasar. Ayahku menyekolahkan aku disalah satu sekolah yang tak jauh dari rumahku. Kira-kira 1 km dari rumahku. Kulangkahkan kaki kesekolahku setapak demi setapak hingga tamat sekolah dasar selama 6 tahun.
            "Kamu mii satu-satunya harapan orang tua untuk kedepannya, jadi belajarlah bak-baik nah nak” kata ayahku sambil meneteskan air mata.
            "Iyye’ insya Allah saya belajar sungguh-sungguh ayah, hingga cita-citaku kuraih ayah” kataku sambil memeluk ayahku yang sedang duduk diteras rumah.
            Matahari segera bersembunyi dipersembunyiannya di ufuk barat, ayam mulai naik ke kandangnya. Aku pun bergegas ke belakang rumah menimbah air di sebuah sumur tua yang terletak pas dibawah sebuah pohon mangga. Aku menimba air untuk membasahi diriku dengan air wudhu untuk melaksanakan perintah tuhanku yaitu shalat magrib.
Aku meneteskan air mata dan berdoa kepada yang maha kuasa. "berikanlah hambamu ini ketabahan, kesabaran, keikhlasan, kekuatan, semoga engkau memberikan aku petunjuk untuk membahagiakan orang-orang yang kusayangi” pintaku dalam doa yang ku panjatkan dalam sujudku.
Usai shalat, malam itu aku duduk dibawah balon putih yang pancarkan sinar terang dimalam hari sambil duduk termenung hingga waktu shalat berikutnya. Aku merenungkan nasib keluargaku yang tidak seberuntung dengan keluarga yang lain. Aku juga merenungkan bagaimana caraku supaya aku dapat membahagiakan keluargaku.
Seiring berdetaknya jarum jam, adzan subuh dikumandankan oleh seorang muadzin di mesjid Al-Mutmainnah yang tak jauh itu adalah sepupu dari ayahku. Sebut dia Ambo. Aku berangkat kemesjid yang hanya ditemani sehelai sejadah biru putih. Setibaku di mesjid, Ambo menatapku dengan tatapan yang penuh rasa kasihan. Karena melihat pakaianku yang ia berikan sebagai hadiah ulang tahunku beberapa tahun lalu. Pakaian itu terus aku pakai meski sudah tak sebesar tubuhku. Dengan penuh tempelan yang seolah-olah tempelan itu adalah dasar dari pakaianku itu.
"berdiri disini nak, disamping om” panggil Ambo kepadaku dengan senyuman manis.
"Iyye’ Om” sahutku.
Kulangkahkan kakiku selangkah berdiri tegak pas disamping kanan Ambo. Shalat subuh pun telah kulaksanan secara berjamaah. "saya pulang dulu Om” kataku sambil berjabat tangan.
Setibaku dirumah, aku menatap ayah dan ibu penuh ibah. Aku pun meneteskan air mata, aku akan meninggalkan beliau untuk beberapa waktu kedepan untuk menacari ilmu dan mengejar impianku di kota daeng (Makassar) meskipun usiaku hanya 12 tahun.
"ta jaga ngeng ka’ mamaku ayah, doakan anak’ta nacapai akkattana” kataku sambil memeluk ayah. "mama’ berangkat maka’ dulu, baik-baik ki’ sama ayah mama’…” kataku sambil memeluk ibuku.
Aku pun berangkat ke kota daeng bersama beberapa orang yang merupakan sekampung yang memiliki pekerjaan di kota daeng.
Kakiku pun terus kulangkahkan sambil menatap kebelakang. Aku melihat kedua orang tuaku melambai-lambaikan tagannya dan matanya terus menatapku tak berkedip sedikit pun. Tak kuasa aku menahan air mataku. Aku terus menangis sambil melangkah jauh hingga akhirya sampai di kota daeng.
Hari pertama aku di kota daeng adalah hari pertama musibah datang kepadaku. Seluruh pakaian yang kubawa yang kuletakkan di dalam tas hitam yang sebesar kardus indo mi lenyap ketika aku tertidur lelap karena kecapean dalam perjalannku. Aku sangat sedih karena musibah yang menimpaku. Untunglah beberapa lembaran kertas berharga buatku tidak ikut lenyap dengan pakaianku itu.
"Alhamdulillah, ijazahku tidak ikut hilang. Untung saya simpan dalam tas sekolahku ini” kataku dalam hati sambil mengusap air mata.
Beberapa saat kemudian, datanglah seorang kakek-kakek yang umurnya kira-kira 69 tahun, berjenggot lebat, rambut kusut, pakaian compang camping, jalanya tidak stabil bila dimisalkan dengan benda yaitu seperti mobil tua yang berumur puluhan tahun yang tidak layak pakai dan alat-alatnya berantakan serta jalannya tersendak-sendak.
"Nak, antar kakek dulu !!!” ucap kakek itu kepadaku.
Aku kaget kala itu. Jalan disekitar saya tempatipun belum saya tau. Apalagi daerah-daerah di sekiratnya saya tidak tau. "antar kemana kek?” Tanya ku. "antar kerumah kakek” sahut kakek itu.
"tapi kek, belumpi saya tau daerah disini kek, bagai mana miii?” tanyaku lagi.
Kakek itu diam dan tak berkata apa-apa lagi. Tiba-tiba datang seorang bapak-bapak yang mengenakan pakaian kantoran yang sedang mencari kakek itu. Putra kakek itu, yahh itulah bapak-bapak itu. Dia menghampiriku dan tersenyum.
"nak, terima kasih sudah menjaga ayah saya, saya mencari kemana-mana tetap tidak ketemu. Untunglah saya temukan disini.” Kata bapak-bapak itu. "iyye’ sama-sama, pak” kataku.
Kamipun sempat membicarakan banyak hal sampai berjam-jam. Pembicaraan kami salah satunya tentang bagaimana caranya aku bisa sampai dikota daeng umur 12 tahun tanpa kedua orang tua saya.
            Hari-hari pun terus kulalui yang kusertakan dengan perjuangan menuntut ilmu. Aku terus belajar dan belajar. Aku selalu berpegang teguh pada prinsipku ku langkahkan kakiku walau hanya 1 cm bila itu yang kulakukan akan sampai juga pada tujuanku. […][1 dari 11 bagian] Next.......